Hai, kali ini saya ingin merangkum buku digital Food Photography yang sudah saya baca dengan cara meminjam di aplikasi Ipusnas. Moga bermanfaat !
Teknik Sederhana : Meja, Jendela, Matahari
Camera Exposure : ISO, Aperture, Shutter Speed
- ISO (International Standardization Organization)
- Ukuran tinggi rendahnya sensitivitas sensor yang ada dalam kamera.
- Angka ISO menunjukkan seberapa sensitif image sensor terhadap cahaya.
- Semakin kecil, image sensor kurang sensitif terhadap cahaya. Dan, sebaliknya.
- Pengaturan ISO akan mempengaruhi foto menjadi halus atau grainy (digital noise).
- Semakin tinggi, semakin besar kemungkinan hasil foto menjadi grainy.
- ISO 100-200 = Jika banyak cahaya, matahari bersinar cerah
- ISO 400 = Jika mendung, ditunjang refletor
- ISO >800 = pemotretan dalam ruangan pada malam hari tanpa bantuan flash
- Aperture
- Ukuran bukaan diafragma untuk mengatur besar kecil cahaya yang masuk
- Besar kecilnya aperture diindikasikan dengan bukan diafragma yang ditandai dengan f-stops, misal f/1.2 – f/1.4 – f/2 – f/2.6 – f3.5 – f/8 – f/16
- Semakin kecil angka f-stop, semakin lebar mulut diafragma yang terbuka dan semakin banyak cahaya yang masuk sehingga area ketajaman atau jarak tangkap terhadap obyek semakin sempit (background menjadi blurred)
- DoF (Depth of Field) berkaitan dengan aperture
- Large/Wide DoF akan diperoleh dengan bukaan sempit (angka f besar misal f22). Obyek terlihat tajam sampai ke background. Biasanya untuk foto pemandangan alam
- Shallow/Narrow DoF akan diperoleh dengan bukaan lebar (angka f kecil misal f1.4)
- Permainan DoF dapat merekam bagian mana yang ingin difokuskan, dan baikan mana yang dibiarkan blur apakah background atau foreground
- Shutter Speed
- Fast Shutter Speed, tirai yang terbuka akan sangat kecil, sehingga cahaya yang menimpa sensor akan sebentar sekali durasinya
- Pengaturan shutter speed, 1/1 – ¼ – 1/30 – 1/500 dst
- Slow (1/1 – ½ – ¼ hingga 1/30) gerakan menjadi halus
- Fast (1/60 – 1/125 – 1/250 – 1/500 hingga 1/2000) membekukan gerakan (freezing action)
- Fast untuk menangkap gerakan air, sirup, saus, dst
KONSEP FOOD PHOTOGRAPHY
- Konsep dulu baru menentukan properti pendukung (setting, lighting, styling, dan komposisi)
- Lihat hasil karya orang lain : website, buku-buku, akun medsos
- Konsep FP : Konsep Breakfast, Konsep tentang si Kecil, Konsep Preparation, Konsep Proses Before/After, Konsep Season, Konsep makanan sehat, Outdoor Brunch,
FOOD STYLING
- Mood/Tema : ceria, klasik, busy daya, playful, summer, winter, romantic, natural, colorful, chrismas, lebaran, lazy, kegiatan selesai masak, kegiatan preparasi masak/baking, elegan, simpel, minimalis, dsb
- Elemen pendukung/properti : disesuaikan dengan tema dan jenis makanan yang akan dipotret. TIPS :
- Pilih peralatan makan warna netral seperti putih atau silver. Kalau perlu baru peralatan makan berwarna
- Miliki Chopping board sebagai properti wajib dan andalan
- Warna background, bisa berupa kain atau kertas/karton. (putih, pastel, coklat, hitam, abu-abu). Warna netral cocok untuk semua jenis makanan. Pastel cocok untuk cookies, ice cream, cake. Sesuaikan dengan mood
- Miliki beberapa item bernuansa etnik
- Properti bernuansa kayu juga sering digunakan, seperti mangkuk, sendok, dan garpu kayu
- Aksen tanaman atau bunga bisa membuat suasana menjadi hangat, menimbulkan kesan cantik, dan memecahkan suasana kaku atau dingin
- Miliki tea towel warna-warna netral, warna-warni, dan bermotif
- Berkreasi dengan properti yang terbatas (mainkan kreasi dan poin of interest)
- Styling
- Potret makanan fresh dari oven atau begitu selesai dimasak
- Makanan sejenis capcay atau model stir fry, begitu setengah matang, warnanya masih segar dan belum layu, segera sisihkan satu mangkuk untuk jadi obyek foto. Olesi sayuran dengan minyak goreng supaya mengkilat
- Untuk makanan berkuah, kuah hanya setengah mangkuk dan isinya bisa terlihat
- Jaga kebersihan dari noda
- Jangan takut bereksperimen dengan lelehan saus
KOMPOSISI
- Adalah bagaimana kita memanfaatkan dan mengisi ruang dengan elemen-elemen fotografi yang terkait di dalamnya sehingga menghasilkan sebuah foto yang dinamis, bervolume, dan eye pleasures
- Keseimbangan, tidak terlalu berat di satu sisi.
- Repeat = obyek yang menyeimbangkan obyek lainnya. Obyek tidak harus sama
- Rule of Thirds
Penyederhanaan dari Golden Mean. Sebuah frame dibagi menjadi dua garis horizontal dan dua garis vertikal. Obyek dapat diletakkan di sepanjang garis, baik horizontal maupun vertikal, juga dapat diletakkan pada titik-titik persimpangan.
- Simplicity / Minimalis
Mengutamakan keindahan focal point daripada elemen-elemen penunjang lainnya, seperti properti yang beraneka warna dan bentuk. More focus on food, minimum properti. Kuncinya ada di permainan cahaya dan penataan makanan yang artistik. (get up-close and personal). Namun, extreme close up untuk FP sebaiknya jangan terlalu sering digunakan, karena tidak kelihatan ambiance dan mood yang ingin dibangun, atau fotonya tidak berbicara banyak dan tidak bercerita.
- Lines
Mengkomposisikan makanan dalam satu garis, bisa diagonal, garis lintang, maupun garis bujur, S Curves, Layers pada makanan sejenis lapis legit, dll. Perhatikan permainan grafikal atau ilusi grafikal yang membuat foto jadi seimbang. Bisa dari penataan makanan, properti pendukung seperti arah sendok, garpu, sumpit, kuping gelas, serbet, dsb.
- Contras
Menghasilkan pemunculan titik penting. Ditunjang dengan permainan warna, volume makanan, juga lighting. Lighting High Key = memanfaatkan sumber cahaya yang banyak, terkesan dinamis, ringan, dan delicate. Lighting Low Key = memanfaatkan sumber cahaya yang sedikit, terkesan misterius, serius, dan moody.
- Camera Angles
Pengambilan sudut 45 derajat dapat memperlihatkan dan memperjelas tekstur dan volume makanan. Namun pada jenis makanan lainnya, pengambilan sudut 90 derajat atau bahkan bird’s eye view dapat menjadi alternatif lebih baik.
- Pola, Tekstur, Warna
Observasi pola, tekstur, dan warna. Bisa bercampur pola bentuk dan ukuran. Lakukan eksperimen dengan berbagai sudut pengambilan. Dan carilah sudut pengambilan sesuai karakter makanan
LIGHTING
- Sumber cahaya paling mudah dan murah = cahaya matahari, bisa melalui jendela, pintu kaca, atau jika kita melakukan pemotretan outdoor (natural light)
- Menggunakan reflectors dari aluminium foil, cermin, kardus putih / dicat putih, stereofoam, bahkan cake board.
- Gunakan kain putih atau kertas tipis untuk cahaya yang datang cukup keras
- Flash (built in) kamera = cenderung rata dan flat, sulit menonjolkan tekstur dan bentuk makanan, serta menghilangkan detail makanan.
- Permainan lighting sangat menentukan mood foto. Kesan hangat, romantis, ringan, fresh, simple, natural bisa ditentukan oleh lighting
- Foto warm atau hangat, gunakan sedikit sumber cahaya sehingga foto kita tidak nampak terlalu terang. Jika reflektor, gunakan dari kertas berwarna emas
- Bila ingin kesan ringan dan fresh, gunakan lebih banyak intensitas cahaya. Biarkan refleksi cahaya alami jatuh di atas obyek
- TIPS :
- Matikan flash kamera
- Jika butuh flash external, lampu tambahan (lampu 5000k – 5500k) sebagai penambah cahaya
- Pantulkan flash pada bidang putih, jangan langsung pada makanan
- Gunakan reflector untuk memantulkan/mengisi cahaya pada bidang yang diperlukan
- Gunakan diffuser untuk meredam sinar atau cahaya yang terlalu keras
- Shadow / bayangan pada foto bukan dosa besar, seringkali diperlukan untuk memberikan dimensi pada obyek dan memberikan kesan natural dan hangat asalkan tidak terlalu keras dan menghilangkan detail
- Over exposed cahaya sering dibutuhkan untuk memberikan kesan ringan, clean, simple.
STUDIO
- Lokasi dengan banyak cahaya matahari
- Rumah, jendela besar, jika tidak ada, pakai bantuan reflektor
OLAH DIGITAL
- Jika pengaturan kamera sudah baik, post-processing akan minim sekali
- Proses editing berlebihan justru dapat menghilangkan sifat natural makanan dan efek yang menggugah air liur.
- Biasanya ; pengaturan brightness atau contrast, sedikit gradasi warna agar tampak lebih vibran, saturasi warna, cropping, rotating, dan penulisan teks watermark
KETERANGAN
- Judul Buku : Food Photography : Made Easy (Versi Digital IPusnas)
- Penulis : Empat Rana (Dita Wistarini Y, Riana Ambarsari, Arfi Binsted dan Irra Fachriyanthi)
- Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
- Tahun Terbit : 2011
- Jumlah Halaman : 156 halaman
2 Comments
Kalau mau beli bukunya, di Gramedia ada gak ya mbak? Barangkali tau infonya 🙂
Waduh, saya kurang tau sih mbak. Tapi saya pernah baca sekilas ada beberapa buku tentang food photography di gramedia cuma lupa pengarangnya siapa. Hehehe