BELAJAR SEPEDA MOTOR ALA EMAK BERANAK SATU

Minggu pagi setengah siang. Saya bersepeda ke alun-alun. Tujuannya biar inget lagi cara mengendarai sepeda karena sudah bertahun-tahun tidak menyentuh sepeda. Sampai di jalan depan pendopo kabupaten Batang, si mamas dan Kais turun dari sepeda motor, lalu gantian saya yang belajar mengendarai sepeda motor.

Jadi ceritanya, saya bilang sama si mamas, kalau saya mau belajar mengendarai sepeda motor asalkan sepeda motornya benar-benar pendek. Sehingga kaki saya bisa menyentuh tanah. Akhirnya kami nekat membeli sepeda motor dari informasi grup jual beli barang bekas di facebook : Mio Sporty tahun 2004 dari seorang penjual yang tinggal di Blado. Harganya cuma 2 juta. Surat-surat lengkap tapi belum bayar pajak selama 4 tahun.Tentu saja keadaannya agak ‘memprihatinkan’ sehingga perlu diperbaiki pada banyak bagian.

Tiga minggu ini saya belajar menyalakan dan memindah. Targetnya sih bisa antar jemput Kais saat TK nanti. Berarti masih ada waktu untuk belajar sepeda motor selama 4 tahun. Hehehe.

Kesimpulannya, saya bisa menjaga keseimbangan. Tapi saya masih parno. Setiap nge-gas, kok rasanya mau lari. Padahal sudah menekan rem. Saya juga rasanya tegang kalau ada benda atau orang yang mendekat. Ditambah lagi, gerak reflek saya agak buruk. Kalau panik, saya lebih sering menurunkan kaki untuk mengerem daripada menekan rem. Dan, kebiasaan saya adalah menutup mata kalau ada kejadian mendadak yang tidak bisa saya prediksi.

Ada saran ?

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *