Cerita-cerita Yang Merayakan Kematian

* Tulisan ini merupakan kata pengantar dari buku antologi cerpen ” Petaka Sastra Jendra” UKM Penulis Tahun 2013
Sebuah Paragraf Pembuka
Apa yang disebut dengan memelihara hasrat menulis karya fiksi, inilah yang berusaha ditunjukkan oleh mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis (UKMP) Universitas Negeri Malang. Konsistensi UKMP dalam menerbitkan kumpulan cerpen memang berusaha untuk dibuktikan. Setelah sebelumnya menerbitkan Ketawang Puspawarna dan Lukisan Merah, kali ini kumpulan cerpen Petaka Sastra Jendra telah menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa UM masih memiliki minat yang besar terhadap karya tulis terutama karya fiksi.

Pada tahap awal proses pembuatan buku kumpulan cerpen ini, para kurator diminta untuk menyeleksi 36 cerpen yang telah terkirim kepada panitia. Dari 36 cerpen akan diseleksi untuk memilih 20 cerpen yang akan diterbitkan dalam buku kumpulan cerpen. Pada malam sebelum tanggal deadline pengumpulan 20 cerpen terpilih, para kurator bersepakat untuk bertemu dan membawa daftar 20 cerpen yang telah dipilih oleh tiap-tiap orang. Setelah bertemu, ternyata semua kurator memiliki keraguan yang sama untuk memilih 20 cerpen sesuai kuota panitia. Para kurator hanya yakin pada 11 cerpen yang dianggap layak untuk diterbitkan. Sebagian cerpen yang masuk ke meja panitia dianggap masih “setengah matang” baik dari segi bahasa, alur cerita, setting, tema, dan lain-lain. Ketidakyakinan ini pada akhirnya menjadi diskusi yang panjang dalam menentukan cerpen-cerpen yang akan diterbitkan untuk memenuhi kuota 20 cerpen.

Tahapan selanjutnya setelah masing-masing kurator membawa daftar 20 cerpen yang dipilih adalah mengelompokkan cerpen-cerpen yang dipilih mutlak oleh tiga orang kurator. Cerpen-cerpen itu adalah “Gadis Markisa Bersepatu Bulu Rusa”, “Janda Sungai Gayam”, “Judhu Tabu”, “Petaka Sastra Jendra”, “Remah Megah Trowulan”, “Sebuah Nama yang Tidak Pernah Sampai”, “Sepotong Jari dan Ibu Tiri”, dan “Tano Peranoon”. Delapan cerpen ini langsung dikelompokkan tersendiri, sehingga tersisa 12 cerpen yang akan dipilih oleh para Kurator. Proses pemilihan 12 cerpen inilah yang memakan diskusi dan perdebatan antar sesama curator. Maka terpilihlah 12 cerpen yang akhirnya menjadi isi dari buku kumpulan cerpen ini

Tahap akhir yang harus dilakukan oleh para kurator adalah menentukan cerpen yang dipilih sebagai karya utama dan dijadikan judul buku sebagai representasi isi buku. Ada dua cerpen yang disetujui oleh semua kurator: “Janda Sungai Gayam” dan “Petaka Sastra Jendra”. Pada akhirnya pilihan jatuh kepada Petaka Sastra Jendra. Alasannya adalah karena judul cerpen tersebut relatif “sastrawi” (menurut selera kurator). Dari segi kualitas, cerpen tersebut layak dijadikan sebagai judul. Jadi, kriteria pemilihan judul bukan atas dasar bahwa cerpen tersebut mewakili seluruh isi cerpen (karena cerpen-cerpen yang terkumpul memiliki materi yang beragam), melainkan memiliki judul yang relatif “sastrawi” dan kualitas cerpen yang mumpuni.

Perayaan Kematian dalam Kehidupan

Tanpa disengaja, cerita kematian menjadi tema sebagian besar cerpen dalam buku ini. Tidak ada kematian yang indah dan menyenangkan dalam cerpen-cerpen di sini. Tidak ada yang mencoba untuk memberi makna kematian dengan warna merah muda. Bahkan tidak ada yang mencoba bermain-main dengan menciptakan parodi dari kematian. Makna kematian menjadi tunggal ketika kematian hanya diberi makna sebagai kesedihan yang haru. Kematian yang membuat nelangsa. Kematian dengan warna biru. Kematian jenis ini dapat kita temui pada cerpen “Gadis Markisa Bersepatu Bulu Rusa” yang menceritakan dialog imajiner antara sepasang saudara kembar yang telah berbeda dunia. Kematian biru juga diceritakan melalui tiga cerpen lainnya, yaitu cerpen “Sebuah Nama yang Tidak Pernah Sampai”, “Pelajaran Laut”, dan “Menunggu Bapak” yang sama-sama menggunakan laut sebagai tempat datangnya kematian.

Cerita kematian dengan atmosfer yang dipenuhi dendam dan amarah digambarkan secara lugas oleh cerpen “Lubang Jarum”, “Sepotong Jari dan Ibu Tiri”, “Keabadian untuk Miko”, dan “Dendam Enggang”. Cerita kematian yang dipenuhi aroma supranatural seperti kutukan, guna-guna, dan karma dengan tokoh utama perempuan—kecuali pada cerpen dengan judul “Kutukan”—juga menjadi tema pilihan pada cerpen “Janda Sungai Gayam”, “Judhu Tabu’”, “Kutukan”, “Kidung Lokasapta”, “Tano Peranoon”, dan “Petaka Sastra Jendra”.

Berbeda dengan sebagian besar cerpen dalam buku kumpulan cerpen ini, ada juga cerpen-cerpen yang bercerita tentang satu scene kehidupan yang berbeda tanpa membicarakan kematian. Tema seperti ini terdapat pada cerpen “Laki-laki Pemalu”, “Remah Megah Trowulan”, “Temodemo no Namida”, “Pengembaraan Angling Dharma”, “Mulut Buaya Berdasi”, dan “Perempuan Itu Memiliki Nama Magdalena”. Enam cerpen ini berusaha untuk memotret berbagai jenis babak kehidupan melalui hubungan antarmanusia dengan kemasan konflik dan gaya bahasa yang berbeda.

Sebuah Penutup pada Kata Pembuka

Beberapa cerpen yang terpilih ternyata adalah cerpen-cerpen yang pernah dimuat di beberapa media dan memenangkan lomba. Selain cerpen-cerpen tersebut, para kurator berusaha memberikan apresiasi terhadap karya-karya yang sedang berproses untuk menemukan dirinya. Untuk itu kurator juga memilih cerpen-cerpen yang memiliki kelebihan—di samping kekurangan dari segi pilihan pilihan kata, tema, konflik, setting atau lainnya—dan berpotensi untuk menemukan dan mengembangkan dirinya. Karena bagaimanapun, sebuah karya tetap berhak mendapat apresiasi sebagai sebuah proses kreatif yang dijalani oleh penulisnya.

Pada akhirnya, buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai dinamisme karya UKMP yang memiliki anggota berbeda dari tahun ke tahun. Buku ini juga diharapkan menjadi satu karya yang dapat menginspirasi untuk tetap konsisten dalam menjalani proses di dunia menulis. Lalu bagaimana selanjutnya? Mari kita lahirkan buku ini agar bisa tumbuh besar dan menemukan jati dirinya di tangan Anda.

Malang, 1 September 2013

Tim Kurator

Royyan Julian

Elyda K Rara

Ria AS

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *