Seperti apa rasanya kehilangan ? Barangkali Ale dan Anya lah yang merasakan bagaimana kehilangan menjadi satu titik kritis pada 3 tahun pertama pernikahan mereka. Seperti istilah Critical Eleven dalam dunia penerbangan, 11 menit titik paling kritis di dalam pesawat. Critical Eleven dimulai pada 3 menit setelah take off dan 8 menit sebelum landing. Dan secara statistik, 80% kecelakaan pesawat pada umumnya terjadi dalam rentang waktu 11 menit titik kritis itu.
Critical Eleven juga menggambarkan bagaimana pertemuan Ale dan Anya dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Anya adalah seorang perempuan mandiri dengan karir melesat sebagai seorang Senior Financial Advisor. Sedangkan Ale bekerja di pengeboran minyak lepas pantai sebuah perusahaan Minyak ternama. Dalam 3 menit pertama percakapan di dalam pesawat, mereka mulai terpikat satu sama lain dan 8 menit menuju perpisahan adalah momen dimana mereka akan memutuskan untuk melanjutkan pertemuan pertama mereka dalam jenjang berikutnya.
Mereka berdua memutuskan untuk menikah. Anya rela melepaskan karirnya di Jakarta dan pindah ke New York agar lebih dekat dengan tempat Ale bekerja di laut lepas Meksiko. Minggu-minggu pernikahan mereka benar-benar seperti orang yang dimabuk asmara. Hingga tiba waktunya Ale harus kembali ke Laut dan Anya harus sendirian di New York. Meski awalnya berat, Anya mampu melewati masa-masa kesendirian dan kesepian di New York tanpa Ale. Anya memutuskan untuk bekerja sebagai freelance Financial Advisor untuk menghabiskan waktu kesendiriannya di New York.
Kabar baik datang ketika dokter menyatakan Anya hamil. Ale menjadi overprotective terhadap kehamilan Anya. Mereka memutuskan kembali ke Jakarta agar Anya tidak sendirian ketika ditinggal dan Ale bisa pindah bekerja di laut Jawa. Anya kembali ke pekerjaan dan teman-temannya di Jakarta.
Masalah muncul ketika kandungan Anya berusia 8 bulan. Anya merasakan bayinya tidak aktif lagi di dalam perut. Dokter memvonis bayi Anya dan Ale meninggal dalam kandungan. Anya harus melahirkan bayinya yang telah meninggal keesokan harinya.
Inilah konflik awal yang menjadikan hubungan Anya dan Ale menjadi dingin, bahkan mereka tidak saling berbicara satu sama lain. Luka yang ditimbulkan oleh kehilangan membuat mereka lupa bahwa mereka pernah saling cinta. Di akhir cerita, ketika Anya memutuskan berangkat ke Australia untuk salah satu proyeknya, Ale mengejar dan terlibat kecelakaan. Anya tersadar bahwa dia sangat mencintai Ale.
Baca juga cerita saya tentang film Trinity The Nekad Traveler
Tentang Film Ini
Bagi saya, kisah di film ini sebenarnya klise. Tapi kemampuan akting Reza Rahadian dan Adinia Wirasti membuat saya meleleh. Mereka nampak natural sekali. Saya sangat menyukai karakter Adinia Wirasti ketika dia bermain dalam film “3 Hari Untuk Selamanya” dan film ” Laura dan Marsha”. Dia memiliki karisma tersendiri yang tidak dipunya oleh jejeran artis ‘cantik’ yang jadi idola kebanyakan orang di Indonesia. Di film Critical Eleven, meski saya merasa dia terlalu ‘pendiam’ tapi setiap ekspresi yang keluar darinya membuat saya merasa ikut sedih.
Selain akting mereka yang natural, saya cukup terhibur dengan adegan-adegan mesra berlatang belakang New York. Film ini (mungkin juga Novelnya) sangat khas banget dengan kehidupan kaum Urban. Perempuan berusia matang dengan karir yang menjulang. Menikah dengan Karyawan Perusahaan Tambang Minyak Multinasional yang sudah mapan. Kehidupan di New York dengan menyewa apartemen di kawasan Manhattan dan serangkaian scene ala film drama romantis Hollywood.
Selain terhibur, film ini juga sukses membuat saya menangis di sela-sela adegan sedih yang tercipta. Ditambah dengan alunan lagu dari Isyana Sarasvati yang bikin adegan-adegan dalam film ini berputar di kepala saya sekalipun saya sudah keluar dari gedung bioskop. Dan, nangis sendirian tanpa suami di gedung bioskop rasanya bikin tambah sesak deh. Menyesal sekali saya tidak menonton film ini bersama suami. Hiks.
Oiya, sekedar pemberitahuan, film ini dalam kategori untuk penonton ‘Dewasa’ dan banyak adegan vulgar didalamnya. Jadi pertimbangkan lagi jika kamu ingin menonton bersama anak/remaja di bawah umur.
Catatan :
- Produksi : Starvision Plus dan Legacy Pictures
- Jenis Film : Drama
- Berdasarkan Novel Critical Eleven karya Ika Natassa
- Durasi : 135 menit
- Produser :Chand Parwez Servia dan Robert Ronny
- Sutradara : Monty Tiwa dan Robert Ronny
- Penulis skenario : Jenny Jusuf
- Pemain :Adinia Wirasti (Tanya Baskoro Risjad), Reza Rahadian (Aldebaran Risjad), Astrid Tiar (Agnes/Sahabat Anya), Hamish Daud (Donny/Sahabat Anya), Hannah Al Rashid (Tara/Sahabat Anya), Slamet Rahardjo Djarot (Ayah Ale), Widyawati Shopian (Ibu Ale), Revalina S. Temat (Raisa/Adek Ale), Refal Hady (Harris/Adek Ale)
- Tanggal Rilis : 10 Mei 2017
Sumber foto : brilio.net
7 Comments
Jadi penasaran sama ceritanya deh mbak, aku udah lama gak nonton sih.Suami gak mau ninggalin anak hanya untuk nonton.Padahal dia suka banget keluar masuk bioskop pas blm punya anak,hehehe
iya mbaak susah kalo bawa anak nonton film ini. Coba nonton film lainnya. hehehe
Hueeee… baca post ini aja aku kudu mewek Mba. Piye ya kalo liat filmnya. *tutup muka
Gak cuma mewek kayaknya, bakal nangis jerit-jerit di dalam bioskop. Hihihi
udah baca versi novelnya sih. katanya agak beda ya endingnya sama di novel?
Nah itu dia mbak, aku belum baca novelnya jadi gak tau tuh perbandingannya gimana. Hehehe