Baru dua bulan saya mengajar di kampus IAIN Pekalongan, tapi banyak hal yang ingin sekali saya ceritakan. Salah satunya tentang pengalaman mengajar mata kuliah Pengantar Akuntansi di jurusan lain selain di tempat tugas saya yaitu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Semester genap tahun 2018 ini, saya mendapat jatah mengajar satu kelas di jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD). Cukup surprise sih. Sambil tebak-tebak buah manggis gitu kira-kira kelas yang saya hadapi nanti seperti apa. Ceritanya, saya dapat info untuk mengajar kelas ini, kira-kira seminggu sebelum perkuliahan dimulai. Jadilah saya kalang kabut mencari referensi yang menurut saya ‘tidak terlalu berat’ untuk mahasiswa non akuntansi, mengingat referensi mahasiswa akuntansi kebanyakan adalah buku-buku terjemahan dari luar negeri dengan bahasa yang agak njelimet dan tingkat ketebalan buku yang lumayan banget. Apalagi, biasanya buku referensi mata kuliah pengantar akuntansi biasanya terdiri dari 2 jilid.
Akhirnya, sejak awal perkuliahan, saya sudah bikin silabus yang berbeda untuk menyesuaikan kebutuhan output jurusan Manajemen Dakwah. Dari informasi yang sudah saya baca, jurusan Manajemen Dakwah menekankan pada pengelolaan dakwah seperti pengelolaan lembaga pendidikan islam, biro umroh, lembaga zakat, dll. Jadi, saya coba untuk lebih masuk ke ranah mereka. Misalnya menyederhanakan materi dengan menekankan pada perusahaan jasa serta membuat latihan soal yang jauh lebih ringkas.
Saat perkuliahan sudah dimulai, saya baru tahu bahwa ada sebagian mahasiswa yang sudah paham karena pernah mendapat pelajaran akuntansi semasa SMA. Namun, sebagian lainnya masih ada yang belum memiliki pemahaman mendasar tentang akuntansi dasar seperti pengetahuan tentang saldo normal akun, persamaan akuntansi, atau istilah-istilah akuntansi yang biasa disebutkan dalam materi, dll. Ada juga curhatan satu orang mahasiswa yang mengaku mendapatkan pelajaran akuntansi saat SMA, tapi dia tidak paham karena gurunya marah kalau ada yang bertanya. Lainnya, ada juga yang merasa ‘bodoh’ karena dia tidak lulus tes masuk jurusan akuntansi syariah dan akhirnya diterima di pilihan kedua yaitu Manajeman Dakwah.
Sejauh ini, kelas Pengantar Akuntansi di jurusan Manajemen dakwah sih menyenangkan dan anak-anaknya juga banyak bertanya hal yang tidak mereka pahami. Maklum, masih semester 2 jadi mereka masih lugu dan unyu-unyu gitu. Bahkan saat UTS minggu ini, saya dikasih minum air putih (ehm, moga gak ada maksud tertentu yaaa). Meski kalau di kelas ini, saya harus bersiap-siap mendapatkan pertanyaan filosofis semacam : kenapa penulisan jurnal di sisi kredit harus menjorok ke dalam atau kenapa sih kita harus susah-susah membuat semua ini (mulai jurnal sampai neraca).
2 Comments
Sama mba, aku juga pernah gitu, bahkan sampai sekarang masih, terutama di kampus ku, ak dari jurusan SI ngajak anak akuntansi tentang exel gitu, kek cara ngitung dan yang lainnya … seru banget ya, apalagi bisa dapat jodoh dari situ wkwkw
semangat bu Dos!