Sejujurnya, jika saya menonton film Filosofi Kopi 1 karena film ini diadaptasi dari novel Dewi Lestari, salah satu penulis favorit saya. Maka saya menonton film Filosofi Kopi 2 karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan film-film yang digarap oleh Angga Dwimas Sasongko sebagai Sutradara dan Jenni Jusuf sebagai penulis skenario. Jadi dengan tekad baja, saya menonton film ini sendirian di antara antrian orang-orang yang mengantri untuk menonton film Despicable Me 3 dan Spiderman Homecoming.
Masih dengan Ben & Jody, dua tokoh utama dengan karakter dalam film Filosofi Kopi 1 yang diadaptasi dari novel karya Dewi Lestari. Bedanya, film Filosofi Kopi 2 mengalami pengembangan cerita dengan menyajikan alur dan tokoh-tokoh baru. Sekalipun memiliki pengembangan alur dan tokoh-tokoh yang berbeda, ‘rasa’ film Filosofi Kopi 2 tetap sama. Tentu saja karena film ini masih tetap digarap oleh orang-orang yang sama.
Review film Filosofi Kopi 1 : Tentang Kopi dan Sebuah Obsesi
Semenjak nonton film Filosofi Kopi 1 dan film Surat dari Praha yang digarap oleh Visinema Pictures, saya jadi menantikan film-film garapan Visinema Pictures selanjutnya. Kali ini saya sudah menantikan film Filosofi Kopi 2 sejak masa promo sebelum lebaran. Disutradari oleh cineas muda Angga Dwimas Sasongko yang juga ikut berperan dalam penulisan skenario bersama Jenny Jusuf dan Irfan Ramly, film Filosofi Kopi 2 tetap berusaha mempertahankan karakter kuat Ben & Jody. Kali ini Visinema Pictures bekerjasama dengan 11 entertainment lainnya. Jadi jangan kaget jika disela-sela film akan ada merk-merk produk terkenal.
Baca juga tulisan tentang film Surat Dari Praha
Diceritakan, di film Filosofi Kopi 2, Ben & Jody menjual kedai Filosofi Kopi agar bisa berkeliling Indonesia dengan VW Combie untuk memperkenalkan biji kopi terbaik dari seluruh Indonesia. Setelah perjalanan selama kurang lebih 2 tahun, pada saat mereka sudah sampai di Bali, terjadi permasalahan karena Aga, Aldi dan Nana, karyawan Filosofi Kopi justru mengundurkan diri.
Akhirnya Ben & Jody memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan membuka kembali kedai Filosofi Kopi. Mereka berdua mencari investor baru yang bersedia membiayai kedai baru mereka. Datanglah Tarra, seorang perempuan mandiri, yang menawarkan kerjasama untuk membuka kembali kedai Filosofi Kopi. Lalu muncul juga Brie, barista muda yang bergabung dengan kedai Filosofi Kopi.
Jika peran Julie Estelle di film Filosofi Kopi 1 tidak begitu banyak, maka peran Tarra dan Brie di film Filosofi Kopi 2 memainkan kunci dalam kisah Ben & Jody. Tarra diceritakan sebagai perempuan mandiri yang memiliki jiwa bisnis kuat. Sedangkan Brie diceritakan sebagai mahasiswa Melbourne jurusan Pertanian yang bekerja sebagai seorang barista.
Cerita terjalin. Kedai Filosofi Kopi di Melawai telah dibuka kembali. Kedai Filosofi Kopi juga membuka kedai baru di Yogyakarta dan berencana untuk membuka kedai baru di kota-kota lainnya. Munculnya dua perempuan baru di antara Ben & Jody membuat cerita Filosofi Kopi menjadi lebih rumit. Ada cinta dan masalah kompleks yang ikut terjadi. Persahabatan antara Ben & Jody yang terjalin puluhan tahun pun ikut dipertaruhkan.
Di akhir cerita, Ben akhirnya menyadari sesuatu. Barangkali dia memang pernah terobsesi untuk menyajikan kopi terbaik dari seluruh Indonesia. Namun, ternyata ada yang lebih penting daripada menyajikan kopi terbaik, yaitu menanam kopi. Alasan itulah yang membuat Ben akhirnya sadar, bahwa dirinya mencintai kopi lebih besar dari obsesinya untuk menyajikan kopi dan menghidupkan kembali kedai Filosofi Kopi.
Film Filosofi Kopi, baik yang pertama maupun yang kedua, memberikan saya pelajaran tentang kopi. Bahwa ngopi bukan hanya sebuah tren generasi sekarang yang cuma nongkrong di cafe sambil minum secangkir kopi dan menikmati wifi gratisan. Ada perjalanan panjang yang dilalui oleh sebuah biji kopi untuk sampai pada cangkir yang kita nikmati hari ini. Dan untuk perjalanan panjang itu, selayaknya kita memberikan ucapan terima kasih kepada para petani kopi yang telah menanam biji kopi.
Baca juga : Tombo Coffee, Seduhan Biji Kopi Dari Pantura Jawa
Film Filosofi Kopi 2
- Produksi Visinema Pictures bekerjasama dengan 13 Entertainment
- Produser: Anggia Kharisma, Chicco Jerikho, Rio Dewanto
- Co Produser: Handoko Hendroyono, Ajeng Parameswari, Nurita Anandia, Ridla An-Nur.
- Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
- Penulis Skenario: Jenny Jusuf, Irfan Ramly, Angga Dwimas Sasongko
- Pemeran : Chicco Jerikho (Ben), Rio Dewanto (Joddy), Luna Maya (Tarra), Nadine Alexandra (Brie), Ernest Prakasa, Tio Pakusadewo, Joko Anwar, Whani Darmawan
- Lokasi syuting : Jakarta, Bali, Yogyakarta, Makassar, dan Toraja
Sumber poster film Filosofi Kopi 2 : http://www.bioskoptoday.com/
14 Comments
Blum sempat nonton Filosofi kopi yang kedua karena kemarin nonton Spiderman dulu. Masih masuk daftar mo ditonton karena tiap kita beli tiket film Indonesia, artinya pembuat filmnya punya modal buat bikin film lain.
Setuju mbaak. Makanya aku lebih sering nonton film indonesia kalo ke bioskop. Hehe
huwaaaaa……, belum nonton filmnya…..
T_T
Ayuukk nonton sebelum gak tayang lagi di bioskop. hehehe.
belum nonton, kemarin baru nonton yg pertama hehe
lama ga nonton di bioskop..hiks mingin-mingini ae mbaaak…
Di saerah asalku juga banyak yang menanam kopi, sayangnya mereka belum tau caranya mengolah biji kopi yang baik dan benar. andai saja mereka tahu, mungkin akan mendapatkan harga jual yang lebih baik…
Wah, iya mbaak. Memang harus ada yang bergerak sih untuk mengubah keadaan petani-petani kopi. Kadang mereka tidak tahu kalau mereka menjual dengan harga yang terlalu rendah.
aku malah belum nonton film pertamanya. tapi dibaca-baca kayaknya seru juga tuh soalnya aku suka kopi
Nonton mbaak. Kayaknya di yutub ada deeehhh
Nonton mbaak. Kayaknya di yutub ada tuhh. Seru lho film nya !
Toss, aku juga nungguin film inii Alhamdulillah tidak mengecewakaan..
Iya mbaak. Seru abis ceritanya berkembang sampai jauh dari cerita di bukunya
flm yang emang keren dan wajib nonton di bioskop yang asli jangan bajakan ;D
Hehehe. Iya mas. Wajib ditonton deh buat pecinta film indonesia !