Hujan Dalam Sekotak Puisi

Oleh : Silvia Siwi Anggraini
Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
silviasiwii@yahoo.com
Ada hujan turun pelan-pelan. Jangan lari, karena hujan tak akan membuatmu basah, tapi malah akan membuatmu tenggelam dalam kubangan estetika yang memabukkan. Kubangan itu menjelma menjadi sekotak puisi yang jatuh dari langit. Ya, Ada Hujan Turun Pelan-Pelan, adalah kumpulan puisi karya Ria AS.

siwi-puisi

Rabu (13/3/2013) petang di unit kegiatan mahasiswa penulis Universitas Negeri Malang, Ria melepas karya perdananya, buku kumpulan puisi bersampul putih bertabur nuansa hijau dedaunan. Ria bertutur, di tempat itulah ia melahirkan puisi-puisinya yang sekarang terkumpul menjadi antologi. Dalam durasi sembilan puluh menit Ria berkisah tentang proses kreatifnya menulis hingga menerbitkannya. Jika seseorang telah memproklamirkan dirinya sebagai penulis, ia harus berani menerbitkannya. Karena melalui bukulah, penulis akan dikenal dan dikenang sepanjang masa, bahkan ketika ia telah tiada sekalipun. Karya-karyanya akan mengajak si pembaca kembali mengingat dan membicarakannya.

Ada Hujan Turun Pelan-Pelan menghimpun 69 puisi memang lebih banyak berbau hujan dan aroma tanah basah. Seperti puisi Dongeng Hujan berikut ini,

... dari kotak langit / ada hujan turun pelan-pelan / menjelma udara / menjelma cinta / menjelma kita..

Puisi yang renyah, manis dan segar untuk dinikmati, bahkan ketika hujan tak lagi turun sekalipun. Di akhir acara, saya menyempatkan diri meminta tanda tangannya. Sekadar memotivasi diri sendiri untuk mengikuti jejaknya di kemudian hari. Dengan senyum ramah, Ria membubuhkan tanda tangan di buku yang saya sodorkan. Ia menorehkan sepenggal pertanyaan retoris yang saya pikir tak perlu dijawab sekarang, tapi kelak, dengan sebuah tindakan nyata.

Sebuah tantangan yang tertulis di lembar depan buku saya, ‘beranikah kau bermimpi, Sayang?’Ya, sebagai manusia kita harus mempunyai mimpi dan berjuang untuk mimpi tersebut. Seperti kata Andrea Hirata, bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. So, mari bermimpi dan menuliskan mimpi kita!

dimuat di koran surya, rubrik Citizen Reporter, tanggal 20 Maret 2013
Link koran surya online
– See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/18/hujan-dalam-sekotak-puisi#sthash.e0Ygs6TX.gwQQBcy4.dpuf

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *