Katakan : Aku Cantik !

: versi lengkap dari artikel yang dimuat di  Rubrik Perempuan Bercerita Jawa Pos For Her Tanggal 11 Maret 2012
Seperti sedang jatuh cinta. Itulah gambaran perasaan saya hari ini setelah seharian memutar lagu Bruno Mars yang berjudul ” Just the way you are”. Lirik lagu dalam lagu ini menggambarkan tentang pemujaan seorang laki-laji terhadap kecantikan seorang perempuan yang ” apa adanya dirimu”. Memang lirik lagu yang sederhana, tapi menurut saya lagu ini jauh dari kata rayuan gombal atau sekedar roman picisan. Namun, kali ini saya tidak bermaksud membahas mengenai lagu tersebut. Saya hanya ingin berbagi kepada anda cerita tidak penting yang mungkin bisa anda nikmati di sela-sela anda meng-update status.

Semenjak saya kecil, ketika saya sering bertengkar di depan kaca dengan adik perempuan saya hanya karena masalah sepele : siapa diantara kami berdua yang paling cantik. Permasalahan tersebut selalu diakhiri dengan pertengkaran mengenai saling mengejek anggota tubuh kami semisal mata kami yang sipit, bibir kami yang tipis, hidung kami yang pesek dan besar, atau rambut kami yang tidak lurus tapi bergelombang. Pernah suatu ketika kami beradu mulut dan akhirnya sepakat untuk menanyakan pada ibu kami siapa diantara kami berdua yang paling cantik. Dan saat itu, ibu kami yang tengah mencuci baju hanya berteriak dari jauh ” Gak usah eyel-eyelan, lha wong podho elek-e ae athek tukaran” (Tidak usah berdebat, sama-sama jeleknya kok pakek bertengkar). Akhirnya kami berdua hanya tertawa meringis sambil memperhatikan cermin seukuran lemari dan mengomentari wajah kami masing-masing yang memang”pas-pasan”.
Alhasil, semenjak saat itu, stigma yang ada di otak saya adalah “saya adalah perempuan jelek”. Dan kata-kata itu terus berulang hingga saat ini. Seringkali saya menghubungkan-hubungkan kejadian-kejadian disekitar saya dengan kejelekan saya. Misalkan, saya terbiasa memiliki teman-teman yang cantik yang seringkali disukai laki-laki pada pandangan pertama.
Contoh lainnya saya selalu maklum, jika pada beberapa kesempatan saya dan teman perempuan saya sedang makan di suatu tempat, maka teman saya selalu menjadi pusat perhatian laki-laki, dan saya akan menjadi penutup yang hambar dari tatapan mereka. Maksud saya, setelah mereka menikmati pemandangan indah dari teman saya, setelah itu mereka akan melihat saya berjalan di belakang keindahan tersebut. Hehehe.
Contoh lainnya lagi, pernah beberapa kali saya suka pada seorang laki-laki dan selalu berakhir karena tidak ada rasa suka dari laki-laki tersebut kepada saya. Untuk contoh yang ini, saya selalu maklum, dan selalu berkata kepada diri sendiri ” pantas aja, Ria. memangnya kamu ini siapa, cantik aja nggak, pintar juga nggak, kaya juga nggak. sudahlah, jangan berhadap yang tidak-tidak”.
Contoh terakhir adalah ketika berhubungan dengan pekerjaan, kalau yang ini karena alasan yang cukup rasional. Ketika teman-teman saya sedang semangat-semangatnya melamar pekerjaan di sektor perbankan, saya adem ayem saja. Ya, sejak awal stereotip di otak saya adalah “pegawai bank haruslah cantik dan berpenampilan menarik”. hal ini tentu berkebalikan 180 derajat dengan penampilan saya yang kadang-kadang sekedarnya, bahkan untuk memakai bedak saja masih sering lupa. Belum lagi wajah saya yang masih juga saya anggap di bawah standar “menarik” untuk dilihat dan melayani seorang costumer. Hanya saja ketika beberapa teman dan saudara bertanya kenapa tidak mencoba melamar ke perbankan, saya selalu berkilah dibalik alasan jam kerja yang panjang karena selalu ada lembur sampai malam. hehehe.
katakan-aku-cantik

Sekarang, tentu anda bertanya, lalu apa hubungan cerita membosankan saya diatas dengan judul tulisan ini serta dengan lagu “Just the way you are”. Baiklah akan coba saya uraikan, semoga anda tidak bosan dan tidak ingin cepat-cepat mengakhiri aktivitas membaca anda kali ini. Karena kemampuan bahasa inggris saya tergolong parah, saya mendownload lirik lagu “Just the way you are” dan mencetaknya pada selembar kertas bekas. Seharian ini saya di kantor memutar lagu tersebut dan membaca liriknya. Dan seketika saya menyadari sesuatu.

Ternyata pikiran saya, mungkin juga anda, selama ini adalah salah. Jika anda merasa diri anda jelek, segeralah bercermin sekarang juga. Kalau kita mengikuti alur pada lirik lagu Bruno Mars, maka mari kita coba perhatikan pelan pelan : lihatlah mata indah anda yang mungkin sipit dan tidak berwarna biru. Lihatlah rambut anda yang hitam bergelombang atau keriting. Lihatlah bibir anda yang mungkin tebal dan tidak dapat dikatakan sensual versi laki-laki. Dan terakhir, cobalah tersenyum di depan cermin, senyum tulus yang lahir dari hati walau di cermin akan nampak gigi-gigi anda yang berlubang atau tidak rata.

Bagaimana, anda sudah mencoba atau masih tetap melanjutkan membaca tulisan ini? Sepulang dari kantor, saya mencoba mengamati wajah saya di depan cermin. Mata sipit tapi tidak secantik perempuan-perempuan cina. Hidung pesek dan besar. Wajah yang tidak mulus karena pori-pori besar dan ada bekas jerawat serta bekas cacar air. Bibir yang jauh dari kategori sensual. Ditambah lagi, tahi lalat yang jumlahnya banyak dan tak beraturan yang dihadiahkan “Tuhanku tersayang” kepada saya.

Setelah itu saya tersenyum lebar, maka terlihatlah gigi-gigi saya yang agak kuning dan berlubang karena terlalu sering makan es batu. Seketika itu senyum saya semakin lebar, karena yang ada di otak saya adalah rangkaian film kehidupan saya mulai dari saya kecil. Ada episode dimana saya tersenyum riang karena berhasil memperoleh juara kelas. Ada pula episode dimana saya tertawa-tawa bersama ayah, ibu, dan adek perempuan saya satu-satunya melihat tingkah kucing kami yang konyol. Ada episode saya bersama teman-teman perempuan saya yang nongkrong di kantin mulai pagi sampai petang hanya untuk membicarakan hal-hal tidak penting tentang hidup. Ada episode lain dimana saya mendapatkan gaji pertama yang akhirnya habis untuk mengganti HP saya yang hilang dicopet. Dan masih banyak lagi episode-episode hidup saya yang silih berganti berputar satu-satu bagai film layar lebar di kamar kecil saya.

Sampai pada kalimat ini, apakah anda masih bersikukuh bahwa anda jelek ? Jika bercermin masih belum cukup untuk membuat anda yakin dengan kecantikan yang anda miliki, marilah kita coba cara yang lain. Silahkan anda menulis di dinding kamar anda “aku cantik” sebesar-besarnya. Jangan takut anda akan ditertawakan oleh orang lain yang membacanya, karena mungkin saja setelah dia membaca tulisan itu, secara diam-diam dia akan membuat tulisan tersebut dikamarnya, atau mungkin saja setelah dia membaca tulisan itu dia akan lambat laun mengamini bahwa anda sesungguhnya perempuan cantik.

Sampai pada cara kedua ini, apakah anda masih tidak percaya bahwa anda adalah seorang perempuan cantik? Baiklah kita coba cara ketiga. Setiap anda akan tidur, bagi anda yang terbiasa berdoa, maka setelah berdoa silahkan bisikkan kata-kata ini pada diri anda sendiri “ aku adalah perempuan cantik, bukankah begitu, Tuhan?”. Setelah itu cobalah tidur dengan tersenyum dan nyaman, serta hilangkan sejenak semua permasalahan anda.

Sampai pada tiga cara ini, apa anda masih keras kepala dan tidak mengakui bahwa anda benar-benar seorang perempuan cantik? Ya, kalau sampai tahap ini saya tidak cukup membuat anda yakin dengan kecantikan anda sendiri, maka saya angkat tangan, karena tugas saya sudah selesai pada tulisan ini. Saya tetap percaya sekalipun anda berteriak bahwa anda jelek, justru pada detik teriakan anda itu, bagi saya, anda adalah perempuan paling cantik di dunia karena ternyata anda orang pertama yang bersyukur bahwa anda dilahirkan dengan kategori “jelek”.

Bagi saya, seperti pada lirik lagu Bruno Mars, suatu saat tetap ada seseorang yang akan tetap mencintai kita atas semua apa yang kita miliki. Akan ada seseorang yang mengatakan kepada kita pada setiap hari bahwa kita perempuan cantik meskipun mungkin kulit kita sudah berkerut dan dipenuhi tanda-tanda penuaan atau mungkin seseorang itu akan berkata dunia berhenti ketika kita tersenyum, atau rambut berantakan kita lebih indah daripada ramput bintang iklan sampo. Percayalah, akan tetap ada, orang-orang yang selalu melihat kita dari ketulusan kita untuk saling berbagi. Percayalah akan selalu ada, Tuhan, yang menciptakan segala sesuatu termasuk kita dengan maksud dan tujuan yang hanya Tuhan yang tahu.

Dan saat ini, sambil memutar lagu Just the way you are, saya benar-benar jatuh cinta, pada diri saya sendiri, pada keluarga saya yang menurunkan gen “cantik” ini pada saya, pada sekeliling saya yang tidak pernah memandang apakah saya cantik atau jelek, dan utamanya, pada Tuhan yang selalu memberi banyak kepada saya meski saya terkadang lupa bersyukur.

Just the way you are.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *