Lelaki Tua dan Keberuntungan-Keberuntungan yang Sukar Dipercaya

Terkadang tidak memilih menjadi pilihan terbaik. Inilah kalimat yang bisa menyimpulkan keseluruhan isi buku “The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window And Disappeared“. Diterjemahkan dan diterbitkan oleh Bentang, awalnya saya hanya sanggup menyelesaikan seperempat bagian awal buku ini lalu meletakkan buku ini di antara buku-buku yang lainnya. Tapi judul yang cukup panjang ini membuat saya penasaran dan akhirnya memutuskan membaca buku ini sampai akhir. Tentang seorang lelaki tua dan keberuntungan-keberuntungan yang sukar dipercaya.

Diawali dari kisah lelaki tua yang melarikan diri dari panti jompo tepat disaat hari ulang tahunnya yang ke-100. Dalam pelariannya, lelaki tua itu, yang bernama Allan, membuat suatu masalah kecil yang menggelinding menjadi masalah-masalah besar. Allan bertemu dengan orang-orang baru yang ikut bergabung dan membuat pelariannya menjadi lebih rumit (atau malah justru lebih mudah). Pengejaran oleh geng bandar narkotika dan pembunuhan yang terjadi secara tidak disengaja. Adegan-adegan itu terjadi dengan cepat dan jenaka. Mirip dengan adegan-adegan di film comedy action ala hollywood.
Nah, yang menarik dari buku ini adalah di antara peristiwa pelarian diri tersebut, penulis menceritakan kilas balik Allan sewaktu muda. Bagaimana Allan, dengan wajah tanpa ekspresi dan sikap apatisnya terhadap politik dan ideologi apapun, justru menjadi salah satu tokoh kunci dalam peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah dunia yang terjadi di abad 20.
Allan berusia 6 tahun saat sosialisme di Swedia sedang berlangsung dan perang terjadi di setiap belahan dunia. Austria menyatakan perang melawan serbia. Jerman dan Austria menyatakan perang melawan Rusia dan Jerman mulai mengivansi Belgia. Inggris Raya dan Serbia menyatakan perang dengan Jerman. Jepang bergabung, seperti halnya amerika. Perang berlangsung. Terus menerus tanpa henti.

Allan hanya tertarik pada satu hal : dinamit dan suara ledakan yang ditimbulkannya.

Ketertarikan ini membawa Allan untuk ambil bagian pada peristiwa penting yang terjadi di dunia. Allan sempat bekerja di pabrik dinamit di Swedia yang akhirnya bangkrut. Lalu Allan pindah ke Spanyol dan berada di situasi perang di negara itu. Keberuntungan pertamanya datang setelah dia menyelamatkan Jenderal Spanyol dari dinamit yang dia pasang. Selanjutnya, keberuntungan kedua datang saat Allan secara tidak sengaja melontarkan solusi atas kebingungan ilmuwan di Laboratorium Nasional di Amerika tentang reaksi nuklir dan mengendalikan bom atom, yang membawanya pada makan malam bersama wakil presiden Truman.
Truman menawari Allan untuk pergi ke Tiongkok dan membantu kelompok antikomunis Koumintang. Allan tidak pernah paham, dan peduli dengan apa itu komunis ataupun segala macam politik yang dibicarakan diantara mereka. Allan hanya paham jika temannya membutuhkan bantuan-terutama untuk meledakkan jembatan-, maka ia akan melakukannya.
Allan berpindah ke Tiongkok. Berada dalam peperangan antara pasukan Koumintang dan pasukan Mao Tse Sung. Allan meledakkan banyak jembatan. Namun posisi Mao sangat kuat. Hingga akhirnya, pada sebuah kesempatan. Allan melarikan diri dari pasukan Koumintang bersama dengan seorang tahanan penting yang merupakan istri ketiga Mao Tse Sung.

Allan ingin pulang. Tapi kali ini dia berada di daratan luas di bagian tengah benua Asia.

Akhirnya Allan memulai perjalanan pulangnya dengan rute : Tibet, menyeberangi Himalaya, menembus British India, Afganistan, masuk ke Iran, lanjut ke Turki lalu terus ke Eropa. Perjalanan Allan terhenti di Iran setelah dia dicurigai sebagai komunis saat melintasi perbatasan. Sempat dipenjara beberapa minggu, Allan akhirnya bebas dan bisa kembali ke Eropa setelah dia menumpang pesawat perdana menteri Inggris Winston Churchill. Allan tinggal beberapa saat di London sampai akhirnya setuju untuk membantu salah satu ilmuwan Uni Soviet, Yury Borisovich Popov, dalam membuat bom atom seperti yang dimiliki Amerika.

Petualangan selanjutnya adalah Korea Utara.

Bertemu dengan Perdana Menteri Kim Il Sung dan Mao Tse Sung.

Keberuntungan berlanjut dengan hadiah liburan ke Bali sebagai rasa terima kasih Mao Tse Sung karena telah menyelamatkan istrinya. Bagian menarik dari cerita tentang Allan di Bali adalah Allan berada pada rentang waktu perpindahan orde lama ke orde baru dan menyaksikan adanya kekacauan di Bali karena pemberontakan komunis yang gagal di Jakarta. Peristiwa yang bertepatan juga dengan meletusnya Gunung Agung yang menyebabkan ribuan orang tewas. Diceritakan juga bagaimana korupsi menjadi hal lumrah yang dilakukan oleh banyak orang dengan terbuka.
Setelah itu Allan memutuskan untuk ikut sahabatnya ke perancis. Pada saat makan siang bersama Presiden Perancis,de Gaulle, dan presiden Amerika, Johnson. Johnson, meminta bantuan Allan untuk menjadi mata-mata di Uni Soviet dan mencari informasi tentang kekuatan nuklir disana. Keadaan berbalik ketika Allan justru bekerja sama dengan Yuri, ahli nuklir Uni Soviet, karena mereka berdua merasa kekacauan perang di antara Amerika dan Uni Soviet berasal dari ide mereka tentang bom atom. Mereka berharap bisa mengakhiri kekacauan tersebut dan menghabiskan masa tua dengan berlibur -tanpa ada lagi kata perang dan nuklir-.

Dan itulah yang memang terjadi.

Perang Dingin berakhir dengan perjanjian.

Uni Soviet runtuh dan terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil. Yuri menghabiskan masa tuanya di New York dan Allan kembali ke Swedia. Allan kembali meledakkan rumahnya secara tidak sengaja sehingga akhirnya, pada usia ke-99, Allan terpaksa tinggal di panti jombo yang membuat seabrek peraturan rumit baginya. Maka inilah akhir yang jadi awal cerita Lelaki Tua berusia 100 tahun yang melompat melalui jendela dan menghilang tiba-tiba.
Apa yang ada dalam ingatan saya tentang pelajaran sejarah dunia pada saat sekolah hanyalah : Semangat kemerdekaan Indonesia timbul setelah perang yang dimenangkan Rusia atas Jerman yang mewakili kemenangan Asia atas Eropa. Namun, buku ini memberi penjelasan secara ringan dan jenaka tentang kekacauan yang terjadi di dunia selama Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 yang tidak pernah saya dapatkan di bangku sekolah.
Meskipun petualangan Allan telah berakhir. Namun perang-perang di dunia belum berakhir. Perang-perang yang mengaburkan tujuan dan pihak-pihak mana yang benar maupun pihak mana yang salah. Perang yang tetap memakan korban masyarakat sipil-yang bahkan mereka tidak tahu apa sesungguhnya penyebabnya. Perang yang masih berlangsung di bagian dunia lainnya dan tanpa pernah kita tahu kapan semua ini akan berakhir. Entah esok. Entah lusa. Atau mungkin sampai beberapa abad lagi.
Kita tidak pernah tahu itu.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *