Pada akhir bulan November 2017 lalu, saya harus melakukan perjalanan ke Jakarta untuk mengikuti Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Chartered Accountant (PPCA) di Kantor Ikatan Akuntan Indonesia yang berada di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, termasuk biaya dan waktu tiba di Jakarta, saya memilih menggunakan moda transportasi kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Gambir. Karena jadwal kereta api yang saya naiki tiba di Stasiun Gambir sekitar jam 5 pagi padahal acara dimulai jam 9 pagi, akhirnya saya memutuskan untuk mandi dan berdandan dengan mencoba fasilitas Shower Room Stasiun Gambir.
Ada banyak pertimbangan mengapa saya memilih menggunakan moda transportasi Kereta Api saat ke Jakarta pada bulan November lalu. Salah satunya adalah pertimbangan biaya. Karena saya mengikuti PPCA dengan biaya sendiri, akhirnya saya harus mengkalkulasi semua pengeluaran selama mengikuti pelatihan ini. Sebenarnya harga tiket kereta api eksekutif dan harga tiket pesawat juga tidak terlalu berbeda. Tapi jika ditambah dengan ongkos transportasi dari Malang ke bandara Juanda dan dari bandara Soekarno Hatta ke tempat acara di kawasan Menteng, maka lebih hemat jika saya menggunakan transportasi kereta api. Sebenarnya ada pilihan lain dengan menggunakan pesawat melalui bandara Abd. Saleh di Malang dan turun di bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Tapi kok ya jadwalnya tidak pas banget. Padahal, untuk mendapatkan gelar Chartered Accountant (CA) saya harus memenuhi semua jadwal selama dua hari yang dimulai dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore sesuai ketentuan 18 SKP yang sudah ditetapkan. Ya sudahlah, saya akhirnya naik kereta api saja.
Sempat ada drama keterlambatan kereta akibat banjir porong sehingga kereta yang saya naiki dari Stasiun kota Malang hanya berangkat dari Stasiun Kertosono, sementara penumpang akan diangkut dengan kereta lainnya ke Stasiun Kertosono. Setelah mempertimbangkan waktu tiba di jakarta yang bakal molor juga, saya memutuskan untuk melakukan refund atas tiket saya. Lalu dengan kalang kabut, saya telpon suami saya untuk minta pertimbangan. Akhirnya, saya nekat naik bis ke Surabaya dan berangkat dengan kereta api Argo Bromo Anggrek dari stasiun Pasar Turi. Bahkan, saya baru memesan tiket kereta api itu ketika saya berada dalam bus menuju Surabaya. Kondisi surabaya yang macet membuat saya mengeluarkan ongkos tambahan untuk naik taksi dari terminal Bungurasih menuju stasiun Pasar Turi. Alhamdulillah, saya tidak sampai ketinggalan kereta dan masih sempat beli makan malam di sekitar stasiun.
Kereta Argo Bromo Anggrek yang saya tumpangi berangkat dari stasiun Pasar Turi pada jam 20.00 WIB dan tiba di stasiun Gambir pada jam 05.00 WIB. Sesampainya di stasiun Gambir, saya bertanya kepada security tentang shower room dan ternyata memang gampang banget dicari. Dari pintu keluar penumpang kita tinggal lurus aja nanti sampai ada papan tulisan dan tangga menuju lantai 2 tempat shower room tersebut. Lokasi Shower Room juga bersebelahan dengan lokasi Rail Transit Hotel Gambir. Rail Transit Suite Hotel Gambir yang menyediakan 14 kamar tipe Single, 4 kamar Twin Bed, dan 5 kamar Double Bed dengan fasilitas TV satelit, Wifi, AC, water heater, dan air mineral gratis. Jadi kita bisa juga menginap di stasiun Gambir jika harus berangkat pagi dan khawatir ketinggalan kereta.
Dari beberapa tulisan yang saya baca di internet, Shower Room di stasiun Gambir ini sering antri pada pagi hari. Jadi saya bergegas menuju ke sini setelah tiba di stasiun Gambir. Benar saja, saya mendapat antrian nomor 9 dengan kamar mandi yang tersedia hanya 4 kamar mandi. Jika dikalkulasi 1 orang maksimal 1 jam, maka saya mendapat antrian mandi 2 jam kemudian. Ternyata kalkulasi saya keliru. Kebanyakan yang memakai fasilitas shower room sebelum saya adalah laki-laki yang saat itu waktu mandinya cepat banget (untuk ukuran saya yang biasanya mandi lama sambil nyanyi di kamar mandi). Ada juga sih perempuan sebelum saya yang mandinya juga cepat. Sepertinya mandi sambil ditunggu oleh orang yang mengantri di belakang kita bikin tidak nyaman sehingga pengguna Shower Room memanfaatkan fasilitas di sana dengan seefisien mungkin.
Biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan fasilitas Shower Room di stasiun Gambir adalah 65.000 rupiah. Kita akan mendapatkan fasilitas perlengkapan mandi (sabun cair dan sampo), handuk, pengering rambut. Selain itu disediakan setrika uap dan sajadah di pojok ruangan yang bisa kita manfaatkan. Sekalipun kamar mandinya tidak terlalu luas, saya cukup terbantu dengan lemari kecil tanpa pintu dipojok tempat kita meletakkan barang-barang kita tanpa perlu khawatir jika barang kita ditinggal di luar kamar mandi. Disediakan juga sandal plastik yang bisa kita pakai agar sandal / sepatu kita tidak basah terkena cipratan air.
Baca juga : Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih Jakarta, Kuliner Menteng Yang Melegenda
Selain Shower Room, di lokasi yang sama juga tersedia fasilitas Locker Room untuk menitipkan barang. Kita bisa memilih untuk menitipkan barang per 3 jam / 12 jam / 24 jam. Dengan harga yang berbeda untuk Locker Room berukuran kecil dan berukuran sedang. Secara keseluruhan sih saya puas dengan fasilitas Shower Room Stasiun Gambir. Cuma memang kalau pas antri bikin mandi jadi tidak tenang. Tapi memang fasilitas Shower Room didesain untuk para penumpang dari luar kota yang tiba di stasiun Gambir pada pagi hari dan langsung beraktifitas di kawasan perkantoran Sudirman dan Tamrin. Pantes saja, Shower Room ini tidak pernah sepi pengunjung pada pagi hari.
Semoga stasiun-stasiun di kota-kota besar lainnya juga memiliki fasilitas yang lebih baik lagi dan bisa bikin betah para penumpang setia Kereta Api. Amiiiinnnn.
1 Comment