Menikmati Jogja Dari Dalam Jendela

Entah ini perjalanan keberapa. Tapi saya memang selalu suka naik kereta. Berawal dari tiket promo menyambut ultah PT KAI, akhirnya saya bergabung dengan 2 teman dari KBMR untuk pergi ke jogja. Kami berpisah di depan stasiun tugu. Mereka berdua pergi ke pantai sementara saya memilih nyantai di sekitaran jogja saja.

jogja22222Maka saya menjauh kawasan malioboro yang mulai ramai di setiap akhir pekan. Berbekal uang 3.600, saya naik bis trans jogja ke kawasan UGM, jalan-jalan pagi lalu menumpang mandi di salah satu toilet Fisip. Setelah segar kembali, saya numpang tidur dan ngecas hape di lantai 4 perpus. Agak siang, saya naik bis trans tanpa tujuan. Berpindah secara acak tanpa melihat kode bis. Mengunjungi terminal hanya untuk transit dan pindah ke bis kode lainnya. Menikmati jogja dari balik kaca bis sambil melamun.
Awalnya saya berniat nonton film gratis dalam rangka festival film jerman 2015 pada jam 5 sore. Tapi saya kehabisan tiket. Dan setelah lebih dari 3 jam di dalam bis yang berbeda, saya kelaparan karena belum makan sejak pagi.
jogja2222Saya memutuskan naik becak ke kawasan ISI untuk makan malam sekaligus bertemu teman lama yang sedang kuliah disana. Ngobrol ngalur ngidul tentang suasana jogja yang berbeda dengan suasana malang.
jogja2Wajahnya berseri-seri. Udara jogja membuatnya lebih banyak bercerita dibandingkan ketika dia di malang yang sangat irit berkata-kata. Entah karena suasana jogja telah mengubahnya atau mungkin karena dia sudah menemukan seseorang. Tsabit dan ELsy, doakan dia ya. Hehehe
jogja222
Sedih juga. Perjalanan saya hari ini harus berakhir juga. Saya kembali ke kawasan malioboro dan bertemu dengan 2 teman saya yang telah kembali dari pantai. Saya makan malam kedua kalinya bersama mereka di angkringan nasi kucing sebelah stasiun tugu sambil menunggu kereta kami.
Lah, ngapain jauh-jauh ke jogja kalo cuma kayak gini? Itu adalah pertanyaan beberapa teman ketika saya bercerita tentang perjalanan-perjalanan yang saya lakukan. Ah, kalian belum tahu sih rasanya melamun di atas jendela bergerak seperti jendela kereta atau jendela bis. Cobalah. Lakukan sambil mendengarkan lagu yang dibuat berdasarkan puisi “Dalam Bis” karya Sapardi Djoko Damono ini :

Langit di kaca jendela
Bergoyang terarah
Kemana wajah dikaca
Jendela yang dahulu juga
Mengecil dalam pesona
Sebermula adalah kata
Baru perjalanan dari kota ke kota
Demikian cepat
Kita pun terperanjat
Waktu henti ia tiada

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *