Kalau saya sedang pulang ke rumah suami di Batang, saya tetap tidak mau berdiam diri di rumah. Rasanya kaki ini gatel buat jalan-jalan menjelajahi Pekalongan dan Batang. Maka sekalipun kota Pekalongan memiliki suhu panas pada siang hari, dengan tekad baja, saya pergi ke Museum Batik Pekalongan.
Pengalaman pertama saya ke Museum Batik Pekalongan pada tahun 2010 lalu. Saat itu saya masih berstatus teman SMA dari suami saya. Kedatangan saya ke Pekalongan hanya karena saya ingin jalan-jalan ke Pekalongan. Saat itu, suami membawa saya jalan-jalan ke Museum Batik Pekalongan dan taman di depan Museum Batik.
Kedatangan saya kedua kali ke Museum Batik Pekalongan pada bulan Maret lalu. Saya lagi pingin makan rujak manis di warung kecil tidak jauh dari Museum Batik Pekalongan. Sebelum makan rujak manis, saya ingin mampir dulu ke Museum Batik.
Dari Sejarahnya, Museum Batik menempati bangunan yang awalnya berfungsi sebagai kantor administrasi pabrik gula di Pekalongan pada jaman Belanda yang beralih fungsi berulangkali menjadi kantor Balai Kota, Kantor Walikota, kompleks perkantoran pemerintah kota, sampai akhirnya pada tanggal 12 Juli 2006 diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Museum Batik.
Museum Batik memiliki berbagai fasilitas seperti ruang koleksi batik, ruang perpustakaan, kedai batik, ruang workshop batik, ruang pertemuan, dan ruang konsultasi atau pelayanan Hak Kekayaan Intelektual. Berbeda dengan kedatangan saya pertama kali saat tahun 2010, tidak ada larangan lagi buat mengambil foto di Museum Batik. Akhirnya, saya bisa sedikit ambil foto beberapa ruangan di Museum Batik. Untuk ruang pertemuan dan ruang perpustakaan nampaknya tidak dibuka untuk umum jadi saya tidak kesana. Tapi foto-fotonya bisa dilihat disini.
Selain melihat koleksi-koleksi batik dari berbagai daerah di Indonesia, kita juga bisa mengikuti workshop batik. Sewaktu saya kesana, ada beberapa anak muda yang belajar membatik. Rasanya lega masih ada kaum muda yang tertarik pada batik karena kebanyakan orang menganggap batik adalah pakaian orang tua.
Karena perut sudah keroncongan, saya urungkan buat ikut workshop batik. Akhirnya saya kembali ke tujuan awal buat beli rujak manis enak di belakang kantor pos (masih 1 kawasan dengan Museum Batik). Rujak buah dan rujak sayur di warung itu harganya hanya 8 ribu rupiah. Murah ya. Rasanya juga enaaak karena ibu penjualnya rasanya tidak pelit ketika membuat komposisi bumbunya jadi kental banget. Kerasa kacang dan petisnya.
Untuk minumannya, warung rujak ini bersebelahan dengan warung es Merak yang menjual es durian, es alpukat, es degan dan es campur. Saya memesan es alpukat degan, minuman favorit saya. Ini adalah makanan dan minuman yang saya rindukan kalau pergi ke Pekalongan.
Cuaca panas dan perut kenyang setelah makan rujak membuat kami memutuskan segera pulang ke rumah. Kami mampir sholat duhur dulu di masjid sebelah museum batik sebelum pulang. Minggu yang menyenangkan !
Museum Batik Pekalongan
- Alamat : Jl. Jetayu No.1 Kota Pekalongan
- Nomor Telepon : (0285) 431698
- Situs : http://museumbatikpekalongan.info/
- Jam Operasional : Setiap hari jam 08.00 – 15.00 WIB
- Hari libur nasional Tutup
- Tiket : Rp.5.000 (Dewasa/Umum) dan Rp.1.000 (Ppelajar)
3 Comments
Asyik ni
Iyaaaa 😀