Malam ini, ada dua acara daring yang waktunya hampir bersamaan. Pertama adalah Halal Bi Halal Mubadalah, dan kedua adalah Kelas Online Intensif Geneologi Feminisme Islam di Indonesia yang sudah dimulai sejak kemarin. Sayangnya, kemarin malam, saya agak pusing dan masuk angin. Sementara si mamas lagi ada acara di luar, Kais malah rewel gak mau tidur. Jadinya saya gagal ikut kelas hari pertama.
Akhirnya, malam ini saya ‘membajak’ telepon genggam si mamas. Menyalakan dua akun zoom, diiringi suara mesin cuci dan Kais yang terus merengek karena mengantuk.
Dari sejak kuliah dulu, saya menyiapkan sebuah tabungan khusus untuk pengembangan diri. Saya suka sekali ikut seminar atau pelatihan. Entah mengapa, menyenangkan rasanya jika mendengar orang berbicara banyak tentang hal-hal yang tidak saya ketahui. Saat masih tinggal Malang, ada banyak pilihan acara yang bisa saya ikuti. Namun, ketika pindah ke Pekalongan, sekalipun ada beberapa acara yang ingin diikuti, akses saya (secara transportasi dan waktu) menjadi terbatas. Kemudian, setelah melahirkan, akses saya menjadi lebih terbatas untuk mengikuti acara-acara di luar kota. Inilah yang bikin saya sedih. 
Tapi, sejak pandemi Covid-19 dan himbauan untuk #dirumahaja, akses saya jadi terbuka lebar. Saya bisa ikut berbagai acara. Ada yang berbayar dan ada juga yang gratis. Topik-topiknya berkaitan dengan akuntansi, gender, dan dunia kepenulisan. Meski kadang saya tidak bisa konsentrasi penuh karena sambil momong anak, saya cukup bersyukur bisa menonton rekamannya atau sekedar membaca kembali materi yang sudah dibagikan. Saya sadar, untuk saat ini saya tidak bisa dan tidak perlu ‘berlari’. Cukup melangkah. Satu demi satu.
Yang seperti ini, sudah cukup untuk membuat saya bahagia. Sangat bahagia.
Catatan :
Ternyata, karena banyaknya peminat, acara mubadalah tidak hanya disiarkan lewat zoom, tapi juga live youtube dan facebook, sehingga saya bisa mengembalikan telepon si mamas yang sudah saya bajak.
