Beberapa menit yang lalu saya sempat berhayal mencari nama lain selain nama RIA untuk berjaga-jaga seandainya suatu saat nanti saya bisa jadi orang terkenal. Maklum, saya berfikir nama saya terlalu pasaran, banyak sekali orang yang bernama RIA di dunia ini, dan beberapa di antaranya sudah menjadi milik artis terkenal semisal Ria Irawan dan Ria Enes, sampai-sampai kalau saya mengenalkan diri, orang-orang akan dengan isengnya menyeletuk “Ria Enes ya?”, dan dalam hati saya cuma menjawab “yang bener Ria Ngenes ” (ngenes : bahasa jawa yang berarti sengsara). hehehehe.
Selain menjadi nama komersil untuk artis, saya mengamati bahwa nama RIA cukup komersil untuk dijadikan sebagai nama tempat usaha. Contohnya ketika saya beberapa kali melewati jalan raya, ada banyak tempat yang menjadikan RIA sebagai nama tempat usaha, diantaranya : Ria Salon, Ria Laundry, Studio Foto Ria, Bioskop Ria (sudah bangkrut), Apotik Ria, Toko Ria, dll. Terkadang untuk menghibur diri, saya sering membayangkan seandainya tempat-tempat itu benar-benar milik RIA AS (baca : saya), maka saya akan menjadi salah satu orang kaya yang bisa sekolah dan jalan-jalan terus sepanjang tahun tanpa perlu bekerja.
Di tengah pikiran-pikiran iseng saya tentang terlalu banyak nama RIA, saya jadi terpikir satu hal. Seharusnya saya berfikir bahwa saya beruntung memiliki nama RIA. Bukankah Ria ini adalah salah satu kata yang fleksibel yang bisa melekat pada kata kerja / kata sifat lain? Marilah kita lihat kata : bergembira, akan lebih lengkap jika diberi imbuhan ria sehingga menjadi bergembira ria, contoh lainnya adalah bersepeda ria, berenang ria, bersuka ria, beria-ria (yang terakhir ini karangan saya, memang agak maksa dan aneh). Dari gabungan kata diatas, ria memiliki arti yang kira-kira sinonim dengan senang, gembira dan bahagia. Bukankah itu berarti dengan bernama ria maka akan ada sejenis magnet yang mensugesti pikiran saya agar selalu bahagia?
Kemudian saya teringat cerita ibu tentang nama saya. Teriringi romantisme ala pengantin baru, ibu saya ngotot menamakan anak pertamanya harus diberi nama RIA jika perempuan dan ARI jika laki-laki. Selidik punya selidik kengototan itu ternyata memiliki alasan romantis tanpa sedikitpun pusing memikirkan arti dari kata RIA : RIA adalah gabungan nama antara ayah dan ibu saya yaitu SARI dan AGUS.ckckckckckck. Seperti ini tho gaya romantis anak muda jaman 80an.
Yah…setidaknya saya punya dua alasan kuat mengapa akhirnya saya batal mencari nama lain dari nama asli saya.
Ria AS.
Sepertinya mudah diingat, cukup sederhana namun bukan berarti tanpa makna 🙂