Saat Kau Kecil, Apa Yang Kau Tunggu Ketika Libur Sekolah Tiba?

Saat Kau Kecil, Apa Yang Kau Tunggu Ketika Libur Sekolah Tiba? Kereta api dan deretan kios majalah bekas di dekat stasiun Blitar. Itu yang selalu kutunggu. Masa kecilku yang tinggal madura dan jauh dari keluarga besar ibu di Blitar, membuatku selalu menunggu masa libur sekolah. Perjalanan akan dimulai dengan berdesak-desakan dalam mobil angkutan umum dari desa Banyuates menuju pelabuhan Kamal. Satu mobil bisa diisi sekitar 20 orang. Perjalanan berganti dengan naik kapal ferry menyeberangi selat madura. Aku sangat suka melihat laut dari atas kapal.

Dilanjutkan dengan mode transportasi darat. Bis mengantarkan keluarga kecil kami menuju stasiun semut. Ibuk sering cerita kalau Ria kecil sangat cerewet. Di dalam bis, Ria kecil akan bernyanyi sepanjang jalan menuju stasiun. Jika ada mobil bagus lewat, Ria kecil akan berteriak “Itu Mobilnya Ayah… Itu Mobilnya Ayah”. Dan Ayah-Ibukku cuma mengamini kata-kataku.
Terkadang, jika keberangkatan kereta masih lama, ibu akan menggelar tikar agar aku bisa tidur dengan nyaman di stasiun. Terkadang pula, bila kereta datang keesokan harinya dan kami takut terlambat. Kami berangkat hari sebelumnya dan menginap di makam sunan ampel. Ibuk akan menggelar tikar agar aku bisa tidur di antara tumpukan tas. Sementara ayah akan terjaga sepanjang malam sambil membaca doa-doa didampingi ibuk yang mengikuti doa-doa ayah.
Jika kereta tiba, ibuk akan menggandengku berdesak-desakan masuk kereta. Ayah akan membawa semua barang bawaan kami yang banyak. Ibuk cepat-cepat masuk kereta untuk mencari tempat yang kosong dan ayah akan menyusul di belakang. Ketika kami sudah mendapat tempat duduk, ibuk akan mengeluarkan semua perbekalan makanan. Kamipun piknik di kereta. Aku bernyanyi riang sambil tidak berhenti mengoceh. Hingga akhirnya aku tertidur karena kelelahan.
Akhirnya kereta tiba di stasiun Blitar. Di depan stasiun, berjejer kios-kios buku dan majalah bekas. Ini bagian yang paling aku tunggu. Biasanya aku berlari dari stasiun menuju kios-kios ini karena tidak sabar memilih majalah-majalah bobo bekas yang menunggu untuk kumiliki. Biasanya ayah ibuk selalu menuruti berapapun majalah yang ingin kubeli. Karena hanya itu yang kuinginkan jika aku mendapat juara kelas. Setelah dibayar, aku merasa majalah-majalah itu memiliki lem sehingga menempel ditanganku. Kudekap erat dan tidak mau melepasnya sampai aku bisa membaca majalah itu sampai habis. Ah, kenangan yang manis.
fifa2
Maka ketika aku mendapat buku kumpulan cerita anak ini, ingatanku berputar dan aku tersenyum sendiri. Aku lupa kapan terakhir membaca cerita anak. Buku ini mengigatkanku pada masa kecilku yang manis. Saat membaca adalah hal yang paling membahagiakanku disamping bersepeda. Saat dimana liburan sekolah adalah hal yang ditunggu.
Pohon-Pohon Sahabat adalah kumpulan cerita untuk anak-anak.
Tentang pohon-pohon di sekitar kita yang memiliki banyak manfaat namun seringkali kita abaikan karena menganggap pohon hanyalah pohon. Kita seringkali lupa bahwa pohon adalah makhluk hidup yang berhak untuk tumbuh. Dengan alasan-alasan tertentu, kita menebang pohon dan mengeksploitasi pohon. Misalnya untuk tempat menempel iklan-iklan.
Ada banyak pohon yang dikisahkan di buku ini. Ada kisah pohon trembesi yang sudah tua dan akan dipotong. Ada juga kisah pohon jati, pohon bambu, pohon beringin, pohon mahoni, pohon asam, pohon akasia, dan pohon-pohon lainnya. Buku ini bercerita tentang bagaimana sebuah pohon memiliki perasaan dan bisa berbicara laiknya manusia. Diceritakan pula bagaimana tumbuhan dan hewan saling bahu- membahu menolong manusia meski kadang-kadang dibalas dengan perbuatan yang buruk. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar berwarna yang menarik. Pada akhir setiap cerita, diberikan pengetahuan umum mengenai manfaat setiap pohon.
Aku iri dengan penulisnya, Fifa Dila. Aku mengenalnya saat kami berangkat bersama ke Bali untuk menjadi peserta Workshop Cerpen Kompas pada tahun 2015 lalu. Dia adalah seorang penulis yang produktif. Jika saat kecil aku cuma bisa membaca cerita-cerita di majalah bobo, Fifa Dila ternyata salah satu penulis lepas untuk majalah itu. Selain itu, cerita-ceritanya juga sering dimuat di koran Kompas anak. Fifa Dila memang memiliki komitmen tinggi untuk terus menulis cerita anak. Dia berusaha tetap konsisten disela-sela waktunya yang habis untuk menulis skenario bersama tim sebuah sinetron kejar tayang di salah satu televisi.
Tetap Semangat Menulis, mbak Fifa Dila !

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *