Kalau saya pulang ke rumah suami di Batang, kadang kami lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk berkumpul bersama keluarga besar. Terkadang juga, kami berdua pergi bersama dengan saudara-saudara suami ke Pekalongan sekedar belanja atau ke taman bermain anak-anak untuk menyenangkan hati dua keponakan kami yang sedang lucu-lucunya. Kali ini, tanpa direncanakan, kami berdua mampir ke Wisata Gardu Pandang bukit Srigunung di wilayah Banyuputih Batang. Ternyata, suasana pagi hari di sini rasanya wow !
Ceritanya, saya menemani suami yang mengantar abah ke bandara Semarang karena abah bertugas di Banjarmasin. Karena pesawatnya jam 6 pagi, maka kami berangkat dari Batang mulai jam 2 pagi. Padahal saya baru bisa tidur jam 12 malam karena minum kopi. Sepanjang perjalanan berangkat saya tidak bisa tidur karena cemas melihat mobil kami melaju di jalur pantura yang dipenuhi oleh truk dan bus malam. Rasanya semua kendaraan ngebut dan berebut untuk berada di paling depan.
Sekitar jam 5 pagi, ketika kami menuju perjalanan pulang ke Batang, saya baru bisa tidur lelap. Padahal awalnya saya ikut biar suami punya teman mengobrol sepanjang perjalanan sehingga dia tidak mengantuk (Maafkan aku ya, suamiku!). Pada saat mobil melaju di wilayah Gringsing, saya terbangun. Tiba-tiba suami iseng mengusulkan agar kami mampir ke Gardu Pandang di wilayah Banyuputih. Awalnya sih saya menolak karena masih mengantuk. Tapi suami berulang kali berkata, ” Serius ini gak mampir ? mumpung lewat lho. Belum tentu ada kesempatan kita bisa ke banyuputih.” Duh, langsung deh saya bimbang dan akhirnya mengiyakan ajakan suami saya.
Baca juga : Wisata Sikembang Batang
Kami menjadi pengunjung pertama pagi ini di wisata Gardu Pandang Bukit Srigunung. Lokasi Gardu Pandang Bukit Srigunung masih berada satu jalan menuju Pantai Celong. Saat kami tiba, belum ada penjaga tiketnya. Baru saat kami keluar, kami membayar tiket masuk. Tiket masuknya cuma 3.000 rupiah per orang. Saya menyerahkan uang 10.000 rupiah untuk membayar tiket masuk kami berdua dan tidak ada pengembalian. Jadi anggap saja parkir mobilnya senilai 4.000 rupiah.
Baca juga : Akhir Pekan di Kebun Teh Pagilaran Batang
Dengan muka bangun tidur, daster, dan kaos kaki warna hitam, saya menikmati pemandangan dari ketinggian bukit yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Siluwok. Di beberapa bagian wisata Gardu Pandang Bukit Srigunung, terlihat ada pembangunan fasilitas di sana serta ada juga pohon-pohon kecil yang baru ditanam. Beberapa spot foto yang bagus adalah di Gardu Pandang, Jembatan Cinta, Taman Lope-Lope dan Gazebo-Gazebo yang sudah disediakan di sini. Selain itu, fasilitas lain yang tersedia di Wisata Gardu Pandang Sri Gunung adalah musholla kecil, toilet, tenda penjual makanan dan minuman serta tempat parkir yang tidak terlalu luas.
Mobil yang kami naiki bisa mencapai tempat parkir paling atas yang tidak terlalu luas karena jalan yang lumayan lebar kurang lebih 4 meter. Tapi karena kondisi masih sepi, suami berani membawa mobil sampai ke atas karena ada ruang kosong untuk memutar balik mobil. Mungkin jika kondisi sedang ramai dan tempat parkir di atas sudah penuh oleh kendaraan bermotor roda dua, sebaiknya mobil yang kamu naiki cukup berhenti sampai jalur di bawah saja. Memang sih, kita akan berjalan naik. Tapi jaraknya juga tidak terlalu jauh kok. Sekalian olahraga deh.
Oiya, karena pohon-pohon di sini juga masih kecil-kecil, tidak disarankan ke sini saat siang hari. Panas banget pastinya. Lebih enak sih saat pagi hari atau sore hari. Bisa sekalian menunggu sunrise atau sunset. Kabarnya, tempat ini juga akan dijadikan tempat untuk menerbangkan paralayang dan sedang diurus perijinannya. Wah, bakalan tambah keren nih !